Dimmu Borgir sering menganggap serta dianggap sebagai band yang berkelas dan elegan di scene black metal internasional. Secara musik, artistik, visual maupun sikap. Sebagai salah satu band yang berdiri di garis depan musik ekstrim saat ini, Shagrath dkk hampir selalu tampil 'glam' pada setiap karya dan performanya. Album ke-delapan, In Sorte Diaboli, semakin menegaskan klaim tersebut. Aransemen musiknya begitu rapi untuk ukuran genre sejenis - tetapi tidak lalu melemahkan teror musikal mereka. Masih sama keras seperti biasanya. Soundnya mungkin terdengar makin jernih serta memanjakan pendengar. Kredit yang positif untuk departemen produksi yang dipimpin sang maestro Fredrik Nordstrom.
In Sorte Diaboli adalah album konsep dengan tema yang utuh serta tergambar jelas dalam artwork dan liner notes di sampulnya. Sejauh ini mereka cukup berhasil memainkan musik yang keras dan mulai terdengar nyaman. Sedikit menyentuh sisi klasik dan orkestra - tapi tidak lalu terlena pada dominasi keyboard, dan bahkan menjauhi intervensi female vocal. Mulai dari The Serpentine Offering sampai The Foreshadowing Furnace adalah struktur nordik metal yang kuat. Fast and brutal. Drumming yang tebal. Melodi gitar yang membius. Suatu paket yang maksimal. By the way, mereka juga cukup pantas untuk mengkover lagu klasik Venom yang berjudul Black Metal. Pilihan yang bagus dengan resiko berat. Sambil meyakinkan di mana posisi dan root mereka seharusnya berada. And it's works. Really works. Jika pada era 90-an lalu Cradle of Filth yang memegang juaranya, maka sepanjang 2000-an ini sepertinya jadi jatah Dimmu Borgir yang mengambil tampuk 'capolista'. Posisi mereka sudah aman. Menyenangkan melihat black metal sudah pulang kembali ke tanah Skandinavia...






0 komentar:
Posting Komentar